Selamat datang di Situs Ensiklopedia Ekonomi Islam

Flexing: "Penyakit" Pamer Kekayaan

EKISPEDIA.COM – Selama era pandemi ini, kita banyak sekali melihat orang-orang pada pamer kekayaan, bahkan menjadi konten yang cukup banyak di media sosial. Misalnya mobil baru, rumah baru, hingga tumpukan uang, dsb.

Bagaimana Islam Memandangnya?

Pamer kekayaan dalam Islam termasuk sikap riya dan tercela. Apalagi sikap pamer ini diikuti dengan anggapan dirinya merasa lebih-lebih dari orang lain, hingga meremehkan, menghina, serta merendahkan orang lain.

Dalam sebuah podcast youtube, Prof. Rhenald Kasali pernah bilang gini:

Poverty screams, but wealth whispers. Orang-orang yang kaya itu tidak mau berisik, agak malu membicarakan tentang kekayaannya.”

Beda dengan orang dulu, yang mana selalu menyimpan hartanya rapat-rapat dan tertutup agar tak kelihatan orang lain.

Tapi sekarang kebalikan, banyak kita lihat para content creator malah memposting dan memamerkan kekayaan kepada para followersnya.

Disaat seperti ini (kondisi pandemi) banyak orang yang terkena PHK, usahanya ditutup karena kekurangan modal, hingga ada yang sampai kesulitan memenuhi kebutuhan hidupnya.

Namun, para content creator ini dengan seenaknya malah membuat konten-konten flexing demi memenuhi hasrat dan nafsunya agar di akui sebagai orang kaya dengan sebutan Sultan atau Crazy Rich.

Perlu diingat, harta yang kita banggakan saat ini tidak akan membawa kebaikan jika hanya dipertontonkan kepada orang lain!

Akan lebih baik jika harta tersebut dimanfaatkan dalam kebaikan tanpa perlu diumbar-umbar dengan maksud membanggakan diri.

“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk kedalam kubur. Janganlah begitu kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),” [QS. At-Takatsur: 1-3]

———

Beberapa dari mereka yang melalukan flexing usut punya usut telah berkasus dan masuk dalam penjara.