Selamat datang di Situs Ensiklopedia Ekonomi Islam

BRIS akan Melakukan Right Issue? Lihat Dulu Kinerjanya!

Disclaimer: Informasi yang ada pada artikel analisis ini dihimpun oleh penulis dari berbagai sumber. Informasi ini juga tidak bertujuan untuk mengajak membeli ataupun menjual saham. Saham pilihan ekispedia murni merupakan hasil analisis berdasarkan riset yang telah dilakukan oleh kontributor. Hasil tersebut tidak mengikat kepada keputusan para investor ataupun pembaca dalam memilih saham syariah. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan investor/pembaca. Ekispedia tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

EKISPEDIA.COM – PT. Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) telah menyelesaikan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jum’at (23/9/2022).

Pada ringkasan risalah RUPSLB tersebut disampaikan bahwa ada tiga agenda rapat, salah satunya adalah mengenai rencana Penambahan Modal dengan Memberikan Hak Memesan Terlebih Dahulu (PMHMETD) perseroan.

Hasilnya adalah para pemegang saham menyetujui perseroan melakukan penambahan/peningkatan modal ditempatkan dan disetor perseroan melalui mekanisme HMETD.

Saham baru akan diterbitkan sebanyak-banyaknya 6.000.000.000 (enam miliar) saham seri B dengan nilai nominal sebesar Rp500,- (lima ratus rupiah). HMETD atau right issue perseroan yang memiliki kode saham BRIS ini direncakan akan dilakukan pada kuartal IV 2022.

Berdasarkan informasi tersebut, pandangan analis/kontributor ekispedia right issue tersebut dapat menarik investor untuk mengoleksi saham BRIS. Terlebih lagi apabila perseroan akan menggunakan dana right issue tersebut untuk keperluan ekspansi bisnis perseroan.

Dalam keterbukaan informasi, manajemen BSI berencana menggunakan dana right issue untuk mendukung pertumbuhan bisnis secara organik, melalui penyaluran pembiayaan murah dan kompetitif.

Penyaluran pembiayaan yang murah dan kompetitif tersebut memerlukan dana tambahan modal agar rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) dapat mencapai di atas 20% pada akhir tahun 2025.

Rasio tersebut diprediksi dapat menjadikan BRIS masuk 10 jajaran bank terbesar di Indonesia. Tidak hanya itu, right issue ini juga sebagai upaya perseroan dalam memenuhi aturan free float (ketentuan jumlah saham beredar) sebesar minimal 7,5%. Pemenuhan free float minimal  7,5% akan membuat saham BRIS menjadi lebih likuid serta secara volume dan frekuensi perdagangan juga akan semakin tinggi.

Berdasarkan jadwal tentatif, direncanakan right issue BRIS akan dilaksanakan pada 22 November 2022. Namun, sampai dengan saat ini jadwal pelaksanaan right issue BRIS masih tentatif, dan belum ada rasio serta harga yang ditentukan.


Berdasarkan fundamental perseroan, BRIS memiliki ROA sebesar 2,03%. Angka tersebut meningkat dibandingkan pada periode yang sama tahun  2021 sebesar 1,64%. Begitupun dengan ROE perseroan yang meningkat menjadi 17,66% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar 14,14%.

Peningkatan ROA dan ROE dari periode yang sama pada tahun sebelumnya mengindikasikan bahwa perseroan serius untuk terus memperbaiki kinerja perseroan agar dapat menarik kepercayaan dari para investor. Selain itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) BRIS tumbuh 13,07% yoy (year on year) per Juni 2022 menjadi sebesar Rp2,13 triliun.

Tumbuhnya DPK perseroan semakin menguatkan dana murah (CASA/Current Account Saving Account) yang dimiliki, sehingga kesempatan perseoran untuk menyalurkan pembiayaan berbiaya murah juga semakin besar. DPK perseroan yang tumbuh juga akan berdampak pada pembiayaan BRIS yang juga ikut tumbuh sebesar 18,55% yoy per Juni 2022 atau Rp191,29 triliun.

Pembiayaan yang bertumbuh diikuti juga dengan penanganan NPF yang cukup baik, sehingga NPF gross bisa turun -0,33% yoy menjadi 2,78% pada Juni 2022. Laba bersih yang diperolehpun tumbuh 41,31% yoy menjadi Rp2,13 triliun. Dukungan aset perseroan yang kuat juga menjadi salah satu faktor tumbuhnya kinerja perseroan.

Tercatat per Juni 2022, aset perseroan tumbuh menjadi Rp277,34 triliun atau 12,46% yoy. Keberhasilan right issue BRIS ini akan terlihat apabila emiten didukung dengan kinerja yang bagus.

Pada hari Jum’at lalu (30/9/2022), saham BRIS ditutup melemah di angka Rp1.470 per lembar saham. Sementara pada hari Senin (3/10/2022) saham BRIS sempat menguat hingga pada level Rp1.515 dan pada akhirnya ditutup menguat pada harga Rp1.500 per lembar saham.

Diprediksi saham BRIS hari ini akan bergerak diantara range harga Rp1.500 – Rp1.565 per lembar saham. Cut loss apabila pergerakan harga melemah ke level harga Rp1.445 Pergerakan saham BRIS masih mengalami fluktuatif, mengingat investor masih mempertimbangkan jadwal right issue yang akan dilakukan oleh perseroan.

Sumber: IPOT

Sumber: IPOT

Berdasarkan indikator stochastic, indikator masih berada pada area 40, sehingga potensi untuk penguatan masih mungkin terjadi. Apabila dilihat dari indikator RSI, indikator masih berada pada area di atas 30 (>30), sehingga diprediksi masih akan terjadi rebound.