EKISPEDIA.COM – Beberapa waktu belakangan, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) sedang menjadi perbincangan hangat akibat terganggunya sistem BSI yang berdampak pada tidak dapatnya nasabah melakukan transaksi. Disamping itu ada juga isu yang mengatakan bahwasanya sistem BSI diserang Ransomware LockBit 3.0.
Semenjak berita dan isu ini beredar, tidak sedikit masyarakat Indonesia yang merupakan nasabah BSI mengeluh serta panik karena tidak dapat bertransaksi, mengkhawatirkan keamanan data dan lain sebagainya. Hal tersebut karena ada sekelompok orang yang mengeluarkan statement bahwasanya sistem BSI telah dibobol dan data-datanya telah diambil.
Memang kondisi seperti ini membuat kita sebagai nasabah BSI menjadi khawatir. Namun, ada beberapa hal yang harus kita perhatikan serta lakukan agar data kita bisa tetap aman walaupun dalam kondisi seperti ini.
1. Tetap Tenang dan Jangan Panik
Hal yang pertama harus dilakukan ketika terjadi gangguan pada sistem perbankan adalah jangan panik yang berlebihan.
Ketika panik berlebihan, maka mindset kita akan selalu ingin menarik dana dari sistem perbankan. Padahal, perilaku tersebut tidak perlu dilakukan, karena akan merugikan diri sendiri atau bahkan mungkin saja bisa berdampak pada nasabah lainnya juga.
Percayakan saja semuanya pada manajemen perbankan, karena tidak ada perbankan yang tidak menjaga dana serta keamanan data nasabah, apalagi bank besar seperti Bank Syariah Indonesia ataupun bank lainnya.
2. Tidak Menyebarkan ataupun Termakan Informasi Hoax
Hal lain yang perlu kita lakukan adalah tidak termakan informasi yang tidak benar atau hoax serta tidak menyebar informasi yang belum tentu valid kebenarannya.
Ditengah gempuran berbagai teknologi informasi yang semakin canggih, kita tentu akan lebih cepat dalam mendapat berbagai informasi yang beredar.
Terkadang kebanyakan dari kita suka sekali membagikan informasi yang kebenarannya belum tentu valid. Apalagi hanya sekedar membaca judul yang dijadikan headline atau judul berita.
Ada baiknya ketika menerima suatu informasi, pastikan terlebih dahulu pihak yang membuat berita informasi tersebut, apakah memiliki kredibilitas yang baik atau tidak? Kemudian bacalah dengan seksama isi berita/informasi tersebut agar tidak salah paham dalam memahami sebuah judul/headline berita.
3. Amankan e-Channel Bank yang Anda Punya
Bagi anda yang memiliki beberapa fasilitas electronic banking (e-Banking) dari satu bank ataupun beberapa bank, hendaknya membedakan password dari masing-masing fasilitas e-Banking tersebut. Hal tersebut bertujuan agar tidak mudah dibaca oleh pelaku kriminal siber (cyber crime).
Selain itu, anda juga perlu secara rutin untuk mengganti PIN ATM ataupun PIN transaksi e-Banking anda. Hindari penggunaan nomor yang mudah terbaca oleh pelaku kriminal siber, seperti pengulangan angka, penggunaan tanggal lahir dan lain sebagainya.
Cara ini memang berat dilakukan bagi sebagian besar dari kita, karena kita seringkali lupa dengan PIN ATM ataupun PIN transaksi kita, terlebih saat ini ada metode yang hanya perlu konfirmasi dengan menggunakan kecanggihan teknologi, seperti sidik jari dan face recognition.
Walaupun pihak bank sudah optimal dalam memberikan keamanan dalam teknologinya untuk nasabah, kita sebagai nasabah juga harus waspada dan secara aktif ikut serta dalam menjaga keamanan rekening serta data yang kita miliki.
4. Diversifikasi Rekening
Hal lain yang juga bisa dilakukan adalah dengan cara menyimpan dana yang anda miliki ke dalam beberapa rekening pada bank yang berbeda sesuai dengan kebutuhan.
Hal ini cukup dapat membantu anda ketika salah satu rekening bank yang anda miliki terjadi gangguan sistem seperti yang terjadi pada BSI beberapa waktu lalu.
Berdasarkan pengalaman penulis, cara ini adalah salah satu cara yang paling mungkin dilakukan untuk meminimalisir risiko tidak dapat melakukan transaksi ketika menghadapi bank yang sedang mengalami gangguan seperti BSI kemarin.