Selamat datang di Situs Ensiklopedia Ekonomi Islam

Apa Itu Qardh atau Pinjaman dalam Perbankan Syariah?

EKISPEDIA.COM – Istilah Qardh dalam Perbankan Syariah perlu menjadi pengetahuan yang dimiliki oleh nasabah. Qardh, yang bermakna ‘pinjaman’, adalah suatu Akad pinjaman yang harus dikembalikan dengan jumlah yang sama pada waktu yang telah disepakati.

Pada dasarnya, qardh melibatkan pemberian pinjaman oleh individu atau lembaga keuangan syariah kepada peminjam untuk kebutuhan mendesak. Pembayaran pinjaman ini dapat dilakukan dengan cara dicicil atau sekaligus.

Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai akad qardh:

Definisi Qardh menurut Bank Indonesia, qardh adalah pinjam meminjam dana tanpa imbalan dengan kewajiban peminjam untuk mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus atau dicicil dalam jangka waktu tertentu.

Qardh berlaku tanpa imbalan untuk menghindari praktik riba, karena prinsip akad qardh dalam Islam adalah untuk saling tolong-menolong dan bukan untuk mendapatkan keuntungan.

Sebagai contoh, jika pihak A meminjamkan uang sebesar Rp10 juta kepada pihak B dan kemudian menetapkan imbalan sebesar Rp11 juta tanpa penjelasan jelas, kelebihan uang sebesar satu juta tersebut dapat dianggap sebagai riba qardh.

Landasan hukum dari akad qardh dimuat dalam Alquran sebagai berikut.

Pertama, dalam surat Al-Baqarah [2] : 245 yang berbunyi:

“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan harta di jalan Allah), maka Allah melipat gandakan kepadanya dengan lipat ganda yang banyak, dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.”

Kedua, dalam Al-Baqarah [2] : 280 yang memiliki artinya

“Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, Maka berilah tangguh sampai Dia berkelapangan. dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.”

Berikut penjelasan selengkapnya untuk mengetahui seluk beluk qardh dalam perbankan syariah.

Ketentuan-ketentuan umum akad Qardh

Fatwa MUI DSN Nomor 19/DSN-MUI/IV/2001 tentang Al-Qardh mengatur pelaksanaan akad qardh. Ada sejumlah keuntungan yang harus diperhatikan dan dipatuhi sebelumnya, berikut di antaranya:

  • Al-Qardh adalah pinjaman yang diberikan kepada nasabah (muqtaridh) yang memerlukan.
  • Nasabah al-Qardh wajib mengembalikan jumlah pokok yang diterima pada waktu yang telah disepakati bersama.
  • Biaya administrasi dibebankan kepada nasabah.
  • LKS dapat meminta jaminan kepada nasabah bilamana dipandang perlu.
  • Nasabah al-Qardh dapat memberikan tambahan (sumbangan) dengan sukarela kepada LKS selama tidak diperjanjikan dalam akad.
  • Jika nasabah tidak dapat mengembalikan sebagian atau seluruh kewajibannya pada saat yang telah disepakati dan LKS telah memastikan ketidakmampuannya, LKS dapat:
    – memperpanjang jangka waktu pengembalian, atau
    – menghapus (write off) sebagian atau seluruh kewajibannya.

Berdasarkan Fatwa MUI, pendanaan qardh berasal dari tiga hal, yaitu bagian modal Lembaga Keuangan Syariah, keuntungan Lembaga Keuangan Syariah yang disisihkan, dan lembaga lain atau individu yang mempercayakan penyaluran infaknya kepada Lembaga Keuangan Syariah.

Syarat, rukun, dan jenis qardh

Ada beberapa syarat dan rukun qardh yang harus dipenuhi, di antaranya:

1. Peminjam (muqtaridh)

Peminjam adalah seseorang yang telah balig, berakal sehat, dan tidak mahjur (berdasarkan syariat tidak mengatur hartanya sendiri).

2. Barang/utang (mauqud ‘alaih)

Barang yang dapat di akad salam. Setelahnya, barulah akad qardh sah dan barang bisa diutangkan.

3. Pemberi pinjaman (muqridh)

Pemberi pinjam seseorang yang bisa menggunakan hartanya sesuai dengan syariat islam. Dalam akad qardh, pemberi pinjaman harus meminjamkan dananya sukarela tanpa adanya paksaan.

4. Ijab kabul (shighat)

Dalam proses akad qardh, ijab kabul harus diucapkan dengan jelas, sehingga bisa dipahami antara peminjam dan pemberi pinjaman. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir kesalahpahaman.

Jenis-jenis qardh

Menurut lembaga keuangan Syariah, akad qardh terdiri dari dua jenis yaitu:

  1. Akad qardh yang berdiri sendiri dan hanya bermaksud sebagai tujuan sosial, sesuai dengan apa yang tertera di Fatwa MUI DSN Nomor 19/DSN-MUI/IV/2001 yang menjelaskan bahwa Al-Qardh ada bukan sebagai kelengkapan transaksi atau sarana untuk mencari keuntungan.
  2. Akad qardh yang terjadi sebagai sarana untuk melengkapi transaksi lain yang bersifat komersial atau termasuk ke dalam akad-akad mu’awadhah untuk mendapatkan keuntungan. Pihak ketiga hanya dalam menggunakan dana tersebut untuk tujuan komersial, seperti pembiayaan pengurusan Haji Lembaga Keuangan Syariah, produk Rahn Emas, pengalihan utang, dan ajakan piutang.

Fungsi qardh dan peran dalam perbankan syariah

Qardh memiliki beberapa fungsi berikut:

  1. Membantu nasabah yang sedang membutuhkan dana cepat untuk kebutuhan yang mendesak.
  2. Qardh Hasan yang menjadi pembeda Lembaga Keuangan Syariah dengan Lembaga Keuangan Konvensional, karena membawa misi sosial di dalamnya.
  3. Misi sosial ini dapat meningkatkan citra positif dan loyalitas masyarakat pada Lembaga Keuangan Syariah.

Fungsi tersebut juga berperan dalam penggunaan qardh. Perbankan Syariah umumnya menggunakan akad qardh dalam beberapa proses produk seperti di bawah pinjaman tunai dari produk kartu kredit syariah, pinjaman untuk talangan keperluan haji, pinjaman untuk pengusaha kecil, dan pinjaman kepada pengurus bank.

Berdasarkan OJK, perlakuan akuntansi akad qardh memiliki penjelasan pengakuan dan pengukuran seperti di bawah ini.

  1. Pinjaman qardh diakui sesuai dengan besarnya jumlah yang dipinjamkan pada saat transaksi terjadi.
  2. Biaya administrasi, bonus, atau ujrah yang dananya bersumber dari modal Bank diakui sebagai pendapatan operasional lainnya sesuai dengan jumlah yang diterima.
  3. Biaya administrasi, bonus, atau ujrah yang dananya bersumber dari dana pihak ketiga diakui sebagai pendapatan utama lain, dan hasilnya kemudian dibagi sesuai dengan besar jumlah yang diterima.

Contoh qardh dalam kehidupan sehari-hari

Berikut ini beberapa contoh qardh yang dapat Anda temui dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya:

Pinjaman talangan haji

Bagi nasabah atau calon haji akan diberikan pinjaman dana guna memenuhi persyaratan biaya perjalanan haji. Nasabah nantinya harus melunasi pinjaman tersebut dalam jangka waktu tertentu.

Pinjaman tunai dari kredit syariah

Nasabah dapat menggunakan uang bank melalui layanan kartu kredit. Setelahnya, ia wajib mengembalikan dana yang dipinjam sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan.

Dari penjelasan mengenai akad qardh, dapat disimpulkan qardh adalah akad pinjaman yang wajib dikembalikan dengan jumlah yang sama pada waktu yang disepakati.

Akad qardh juga bermanfaat dalam perbankan syariah, khususnya nasabah yang sedang membutuhkan dana cepat untuk kebutuhan yang mendesak.