Is Indonesia The Future of the Islamic Capital Market?

Is Indonesia The Future of the Islamic Capital Market?

EKISPEDIA.COMPasar modal syariah merupakan suatu wadah bagi emiten (perusahaan) untuk mencari dana (modal) agar emiten dapat melakukan ekspansi atas bisnis yang mereka lakukan.

Bagi masyarakat, pasar modal syariah dapat menjadi wadah untuk berinvestasi agar aset yang mereka miliki dapat berkembang, sehingga dapat mencapai tujuan keuangan yang diharapkan.

Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan salah satu negara yang cukup sering dan rutin dalam mengembangkan dan mensosialisasikan keuangan syariah. Salah satu jenis keuangan syariah yang cukup aktif dikembangkan dan disosialisasikan di Indonesia adalah sektor pasar modal syariah.

Sumber: Instagram @idxislamic
Instagram @idxislamic

Indonesia patut berbangga, karena telah berturut-turut menerima penghargaan sebagai Best Islamic Capital Market pada ajang Global Islamic Finance Award (GIFA). GIFA sendiri merupakan salah satu ajang penghargaan bergengsi dalam dunia keuangan syariah.

Sejak tahun 2019 hingga 2022 Indonesia meraih penghargaan sebagai Best Islamic Capital Market pada ajang tersebut. Hasil ini merupakan buah kerja keras pada otoritas terkait, Self Regulatory Organization/SRO (BEI, KSEI dan KPEI), OJK dan institusi serta organisasi lainnya yang sangat mendukung perkembangan pasar modal syariah di Indonesia.

Selain itu, penghargaan juga pernah diberikan kepada pemerintah Indonesia dalam ajang International Financing Review Asia, atas keberhasilannya dalam menerbitkan Global Green Sukuk. Indonesia meraih penghargaan sebagai Islamic Issue of the Year dan SRI Capital Market Issue of the Year.

Global Green Sukuk yang diterbitkan oleh pemerintah Indonesia pada tahun 2018 merupakan green sukuk pertama kali di dunia yang dilakukan oleh negara. Indonesia Global Green Sukuk berhasil mengumpulkan total penawaran sebesar USD 3 Miliar atau oversubscribed 2,5 kali dari jumlah yang akan diterbitkan sebesar USD 1,25 Miliar.

Berbagai prestasi ini menunjukkan bahwa Indonesia serius dalam mengembangkan keuangan syariah, terutama pasar modal syariah. Keseriusan tersebut tidak hanya terlihat dari prestasi, akan tetapi juga bisa dilihat dari rutinnya penyelenggaraan Sekolah Pasar Modal Syariah sebagai upaya dalam meningkatkan literasi tentang pasar modal syariah.

Prestasi-prestasi yang diraih oleh Indonesia dalam berbagai ajang penghargaan maupun non penghargaan dalam bidang ekonomi dan keuangan syariah, bukan berarti tidak memiliki tantangan dan PR yang besar. Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia memiliki segudang tantangan dan PR besar untuk terus mengembangkan industri ekonomi dan keuangan syariah.

Berdasarkan survey yang dilakukan oleh OJK, literasi keuangan syariah Indonesia hanya mencapai angka 8,93%. Angka tersebut hanya meningkat sebesar 0,83% dari indeks literasi keuangan syariah pada periode survey sebelumnya (2016), yaitu sebesar 8,1%. Hal ini berarti, setiap 100 penduduk di Indonesia, hanya 8 orang yang memiliki pengetahuan tentang industri jasa keuangan syariah. Indeks tersebut apabila dirincikan persektor industri jasa keuangan syariah, pasar modal syariah merupakan sektor industri jasa keuangan syariah yang memiliki indeks literasi keuangan syariah terendah.

Pada tahun 2016, indeks literasi pasar modal syariah hanya berada pada angka 0,02%. Pada tahun 2019, indeks literasi pasar modal syariah tidak disebutkan, akan tetapi pada periode survey sebelumnya (2016), pasar modal syariah memiliki indeks literasi keuangan syariah sebesar 0,02%. Walaupun indeks literasi pasar modal syariah di Indonesia masih tergolong rendah, akan tetapi dari sisi market share, pasar modal syariah memiliki porsi terbesar dengan menguasai 59,74% (Rp 1.076,22 Triliun) dari total aset keuangan syariah di Indonesia pada tahun 2020.

Selain literasi, inklusi keuangan syariah juga masih menjadi sebuah tantang serta PR bagi Indonesia untuk terus ditingkatkan sampai dengan hari ini.

Maka dari itu, kolaborasi dari seluruh elemen dan pemangku kepentingan sangat diperlukan untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang terjadi di dalam industri jasa keuangan syariah di Indonesia.

Wallahu a’lam

Lecture of Politeknik Negeri Samarinda, Registered Securities Analyst (RSA), Graduated Department of Islamic Banking IAIN Surakarta (UIN Raden Mas Said Surakarta), Graduated Department Master of Economics Science, Islamic Economics and Finance Concentration Islamic University of Indonesia (UII), Awardee MES Foundation Scholarship 2016

BACAAN LAINNYA: