Tokoh

Biografi Kahrudin Yunus: Ekonomi Bersamaisme (1915 – 1979)

EKISPEDIA.COM – Literasi keilmuan ekonomi Islam terus berlanjut, sejak zaman para sahabat hingga masa sekarang ini. Kita mengenal beberapa aliran (mazhab) dalam ekonomi Islam sebagaimana yang disebutkan oleh Adiwarman A Karim (salah seorang ahli ekonomi Islam di Indonesia) seperti aliran Baqir as-sadr dengan Iqtishoduna-nya, kemudian mazhab mainstream, dan mazhab alternatif-kritis.

Namun, dalam pembahasan kali ini kita tidak membahasnya lebih lanjut. Kali ini kita akan membahas mengenai biografi singkat Dr. Kahruddin Yunus, tokoh Ekonomi Islam Indonesia yang dikenal luas di timur tengah pada masanya.

Dengan sistem ekonomi yang berakar kebudayaan, lahirlah karya monumentalnya yang berjudul Sistem Ekonomi Kemakmuran Bersama (Bersamaisme) tahun 1955 dengan total halaman sekitar 700-an halaman.

Ini sudah cukup menjadi alasan beliau untuk tidak sembarang memakai gagasan sebagaimana yang ditawarkan oleh berbagai sistem ekonomi mainstream, baik yang berasal dari sisi kiri, kanan, maupun tengah.

Awal mulanya buku ini dicetak dengan Bahasa Arab dan telah tersebar diberbagai negara di dunia. Beliau berpendapat bahwa ekonomi Islam harus dibangun diatas manfaat politik ekonomi untuk membangun sistem demokrasi.

Biografi Singkat Kahrudin Yunus

  • Kahruddin Yunus kelahiran Jorong Sarikieh, Nagari Sulit Air, Kab. Solok, Sumatera Barat 14 Agustus 1915.
  • Tamatan sekolah Normal Islam (Kuliyah Mu’alimin Islamiah) tahun 1937, Padang – Indonesia.
  • Mendapatkan gelar B.A dalam Ilmu Dagang. Universitas Al Azhar, Cairo-Mesir
  • Diploma dalam Ilmu Politik dan M.A dalam Politik Ekonomi dari Fakultas Dagang, Universitas Egypt, Cairo-Mesir.
  • Mengambil Doktor dari Coloumbia University, New York City (namun tidak selesai)
  • Doktor (Ph.D) dibidang filsafat ekonomi dari Universitas Amerika.
  • Meninggal Dunia pada tanggal 23 Oktober 1979

Selama kuliah d mesir, Kahrudin Yunus banyak menulis di harian persamaan, pandji Islam, dan majalah-majalah Islam d timur tengah.

Sesampainya di Indonesia pada 6 Oktober 1954 beliau diangkat menjadi pegawai tinggi pada kementrian PP & K (Pengajaran, Pendidikan & Kebudayaan) dan disamping itu juga menjadi dosen dalam beberapa perguruan tinggi di Indonesia, seperti:

  • P T P G (Perguruan Tinggi Pendidikan Guru) Batu Sangkar
  • U I S U (Universitas Islam Sumatera Utara) Medan
  • Perguruan Tinggi Darul Hikmah, Bukit Tinggi
  • P T A I N (Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri) di Yogyakarta
  • Fakultas Hukum dan Filsafah Muhammadiyah di Padang Panjang
  • Perguruan Tinggi Islam Tjokroaminoto di Surakarta
  • Guru Besar di Pusroh Angkatan Darat

Selain menjadi dosen, beliau juga ikut bergabung dalam Perkumpulan Pendukung Ekonomi Islam (PPEI) sebagai Ketua Umum sementara. Aktif dalam mengembangkan dan memperdalam pendapatnya ini dengan berbagai cara, terutama kepada para anggota dan para peminat PPEI.

Kumpulan Karya Kahrudin Yunus

Beliau termasuk penulis produktif dan cukup brilian. Hanya saja tidak banyak yang perhatian dan mengkaji gagasan-gagasannya sehingga hampir tidak dikenal. Di antara buku yang beliau tulis:

  • Bersamaisme Ekonomi Terpimpin
  • Hidup Bermasjarakat
  • Sistem Ekonomi Menurut Islam (Islamisme)
  • Berpribadi Menurut Islam
  • Berkeluarga Menrut Islam
  • Bermasyarakat Menurut Islamisme
  • Bernegara Menurut Islamisme
  • Berinternasional Menurut Islamisme
  • Islamisme Synthesis antara Thesis (Kapitalisme) dan Anttithesis (Komunisme)
  • Sistem Politik Ekonomi Pancasila
  • dll.

Menjelang akhir hayatnya, Kahrudin pernah berkata kepada anaknya, Damai bin Kahar Pakieh Kumanggo, “Kalau di Sulit Air, seujung kuku saya tak dihargai, di Minangkabau, paling cuma seujung saja. Di Indonesia, hanya sekuku. Tapi kalau saya di Arab, saya disambut melebihi seorang perdana menteri“.

Referensi:

  1. Addiarrahman, Ekonomi Kemakmuran Bersama: Indonesian Islamic Economic Thought of Kharudin Yunus. Shirkah: Journal of Economics and Business, hal 283
  2. Kahrudin Yunus, Sistem Ekonomi Menurut Islam Islam (Bersamaisme) Jilid II

Catatan:
Ada perubahan dengan tempat kelahiran beliau, di jurnal yang ditulis oleh Bpk. Addiarrahman adalah Jorong Koto Tuo. Namun setelah teliti lebih lanjut beliau mengabarkan bahwa tempat kelahirannya Jorong Sarikieh

In English